ABOUT US

Our development agency is committed to providing you the best service.

OUR TEAM

The awesome people behind our brand ... and their life motto.

  • Neila Jovan

    Head Hunter

    I long for the raised voice, the howl of rage or love.

  • Mathew McNalis

    Marketing CEO

    Contented with little, yet wishing for much more.

  • Michael Duo

    Developer

    If anything is worth doing, it's worth overdoing.

OUR SKILLS

We pride ourselves with strong, flexible and top notch skills.

Marketing

Development 90%
Design 80%
Marketing 70%

Websites

Development 90%
Design 80%
Marketing 70%

PR

Development 90%
Design 80%
Marketing 70%

ACHIEVEMENTS

We help our clients integrate, analyze, and use their data to improve their business.

150

GREAT PROJECTS

300

HAPPY CLIENTS

650

COFFEES DRUNK

1568

FACEBOOK LIKES

STRATEGY & CREATIVITY

Phasellus iaculis dolor nec urna nullam. Vivamus mattis blandit porttitor nullam.

PORTFOLIO

We pride ourselves on bringing a fresh perspective and effective marketing to each project.

  • Pelaksanaan Budidaya Tanaman Jagung


    Pelaksanaan pembudidayaan tanaman jagung me liputi teknik penanaman, pemeliharaan tanaman, pencegahan terhadap hama dan penyakit yang bisa menyerang tanaman, cara dan periode panen, serta cara pengemasan.

    Teknik penanaman
    Beberapa teknik penanaman jagung yang harus dilakukan adalah sebagai berikut
    a. Tumpang sari (intercropping), yaitu melakukan penanaman disuatu lahan dengan lebih dari jenis tanaman (umur tanaman bisa sama, bisa juga berbeda). Contohnya, Jagung dan kede (tumpang sari umurnya berbeda)
    b. Tumpang gilir (multiple cropping), yaitu melakukan penanaman disuatu lahan secara beruntun sepanjang tahun untuk satu jenis tanaman dengan jenis tanaman lainnya dengan memerhatikan factor – factor lain, terutama untuk memperoleh hasila tau keuntungan maksimal. Contoh jagung muda – apgi gogo – kacang tanah – singkong
    c. Tanaman bersisipan (relay cropping), pola tanam yang dilakukan dengan cara menyisipkan satu atau beberapa jenis tanamn selain tanaman pokok pokok. Contohnya jagung disispkan kacang dalam waktu tanam yang berbeda, tanaman kacang panjang dsisipkan menjelang tanah jagung dipanen).
    d. Tanaman campuran (mixed cropping) yaitu pola tanam dengan cara menanam beberapa tanaman tanpa diatur jarak tanamnya maupun lariknya. Contohnya tanaman campu seperti jagung kedelai dan singkong. Keuntungan pola tanam ini adalah pemanfaatan lal sangat efisien. Sedangkan kekurangnanya adalah sangat rentan terkena hama dan penyakit.

    Pembuatan Lubang tanam
    Alat yang dibutuhkan untuk membuat lubang adalah tugal. Buat lubang dengan ukuran 45 x 45 x 45 cm. kedalaman yang baik yaitu apabila tanaman diletakan dalam lubang, kedudukan letak bagian cabang utamanya sejajar dengan permukaan tanah.
    Lubang ditimbun dengan sub – soil yang dicampur bahan organik (dalam jumlah lebih dan dari campuran untuk top soil) dan super fosfat (dapat juga dipakai tepung tulang 20%. Jumlah SLfosfat 1,5-2 kg per 10 m2tanah, tepung tulang 1,5-3 kg per 10 m2. Lubang diisi top soil dan ba organic sampai membentuk gundukan.

    Cara penanaman
    Pada umumnya waktu tanam untuk tanaman jagung adalah apda waktu musim hujan hari berakhir karena tanaman ini tidakd apat tumbuh dengan baik apda saat ari berlebihan dan kekurangan air. Artinya tanaman ini akan tumbuh dengan baik apda saat jumlah air cukup. Tetapi, waktu tanamnya bisa juga berbeda – beda tergantung dari tempat menanamnya. Misalnya ditanam dilahan sawah irigasi, biasanya waktu tanamnya apda akhir musim hujan, jika dita dilahan kering, waktu tanamnya apda awal musim hujan dan akhirmusim hujan. Selain itu tanahnya kering, sebaiknya diairi terlebih dahulu.

    Cara menanam bibit jagung tersebut adalah sebagai berikut :
    a. Setiap lubang bisa ditanam satu atau dua tanaman. Jarak tanam untuk satu tanaman adalah 75 x 25 cm sedangkan jaraktanam untuk dua tanaman adalah 75 x 50 cm.
    b. Tanamkan bibit jagung (biji) kedalam lubang tanam, jumlah biji yang dimasukkan tergantung yang diinginkan, jika ingin ditanam satu tanaman per lubang, masukkan 3 butir benih per lubang, sedangkan jika ingin ditanam dua tanaman per lubang, masukkan 3 butir benih per lubang.
    c. Penanaman jagung ini akan efektif apabila dilakukan oleh 5 orang, apalagi jika lahan yang akan ditanaminya sanga tluas. Keempat orang tersebut melakukan tugasnya masing – masing, yaitu dua orang bertugas untuk membuat lubang, satu orang bertugas memasukkan benih, dan satu orang lagi bertugas untuk memberi pupuk.

    Pemeliharaan tanaman

    Hal – hal yang harus dilakukan untuk memelihara jagung adalah sebagai berikut.
    1) Penjarangan dan penyulaman
    Penjarangan dilakukan jika pada setiap lubang tumbuh tanaman lebih dari yang diinginkan Misalnya kita menginginkan setiap lubang tumbuh dua tanman sedangkan pada lubang tersebut tumbuh tiga tanaman maka satu tanaman harus di buang. Cara membuangnya tidak boleh dicabut langsung karena akan melukai akar tanaman lainnya yang dibiarkan untuk tumbuh. Adapun tanaman yang dibuang adalah tanaman yang bertumbuhannya kurang atau tidak baik, Cara untuk membuangnya adalah dipotong dengan menggunakan pisau atau gunting yang tajam tepat diatas permukaan tanah
    Penyulaman bertujuan untuk mengganti benih yang tidak tumbuh atau mati. Kegiatan ini dilakukan 7 – 10 hari setelah penanaman. Benih yang digunakan sebaiknya sama dengan benih pada saat penanaman yang pertama. Jumlah benih dan perlakukan dalam penyulaman sama dengan sewaktu penanaman.

    2) Penyiangan
    Penyiangan bertujuan untuk membersihkan lahan dari tanaman pengganggu atau gulma. Waktu untuk melakukan kegiatan ini adalah setiap 2 minggu sekali. Pada saat tanaman jagung masih kecil (masih muda), penyiangan umumnya dilakukan hanya dengan menggunakan tangan, cangkul kecil, atau garpu, kegiatan ini dilakukan umumnya setelah tanaman berusia 15 hari.

    3) Pembumbunan
    Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan dan pembibitan. Pada saat pembumbunan dilakukan ebrsamaan dengan penyiangan, hal ini bertujuan untuk memperkokoh posisi batang sehingga tanaman tidak mudah rebah dan untuk menutup akar yang muncul ke atas permukaan tanah karena danya aerasi.
    Pembumbunan dilakukan dengan cara menguruk tanah disebelah kiri dan kanan barisan tanaman dengan mengggunakan cangkul, kemudia ditimbun dibarisan tanaman sehingga terbentuk guludan yang memanjang. Kegiatan ini umumnya dilakukan pada saat penyiangan yang kedia yaitu setelah tanaman berusia 1 bulan.

    4) Pemumpukan
    Jenis dan dosis (takaran) pupuk yang dianjurkan untuk tanaman jagung adalah pupuk urea sebanyak 200 – 300 kg/hektar, pupuk TSP/SP sebanyak 75 – 100 kg/hektar, dan pupuk KCI sebanyak 50 – 100 kg/hektar.
    Pemberian pupuk dilakukan dalam tiga tahap, tahap pertama (pupuk dasar) dilakukan bersamaan dengan penanaman/waktu tanam. Tahap kedua (pupuk susulan I) dilakukan setelah tanaman berusia 3 – 4 minggu, sedangkan tahap ketiga (pupuk susulan II) dilakukan setelah tanaman berusia 8 minggu atau setelah muncul malai.

    5) Pengairan dan penyiraman
    Penyiraman dilakukan setelah benih ditanam kecuali jika kondisi tanah sudah lembap. Jumlah air yang disiramkan secukupnya, tidak perlu banyak sehingga air menjadi menggenang
    Pengarian dilakukan untuk menjaga tanaman supaya tidak layu. Selain itu, pengarian juga diperlukan pada saat tanaman ini menjelang berbung akarena membutuhkan air dalam jumlah yang lebih besar sehingga memerlukan pengairan air di parit – parit diantara bumbunan tanaman jagung diperlukan pengaliran air yang lebih besar sehingga air menjadi menggenang.

    6) Penyemprotan pestisida
    Kegiatan ini dilakukan hanya pada kondisi adanya hama yang dapat membahayakan proses produksi jagung. Pestisida yang digunakan adalah pestisida untuk mengendalikan ulat.

    Beberapa hama yang menyerang tanaman jagung antar alain sebagai berikut

    a) Lalat bibit (Atherigona Exigua Stein)
    Gejala : daun berubah warna menjadi kekuning – kuningan; disekitar bekas gigitan atau bagian yang terserang mengalami pembusukan, akhirnya tanaman menjadi layu, pertumbuhan tanaman menjadi kerdil atau mati.
    Penyebab : lalat bibit dengan cirri – cirri warna lalat abu – abu, tubuh bagian punggung berwarna kuning kehijauan dan bergaris, tubuh bagian perut berwarna cokelat kekuningan atau warna telur putih mutiara, dan panjang lalat 3, - 3,5 mm
    Pengendalian : Penanaman secara bersamaan dan melakukan system pergiliran tanaman akan sangat membantu untuk memeutuskan siklus hidup lalat bibit, terutama setelah selesai panen supaya hama tidak menyebar; kebersihan di sekitar lahan penanaman sebaiknya dijaga dan selalu diperhatikan dari gangguan gulma; pengendalian secara kimiawi dilakukan dengan menyemprotkan insektisida, beberapa insektisida yang dapat digunakan antara lain : Dursban 20 EC, Hostathion 40 EC, Lavin 74 WP, Marshal 25 ST, miral 26 dan Promet 40 SD sedang dosisi penggunaan dapat mengikuti aturan pakai.

    b) Ulat pemotong
    Gejala : tanaman jagung yang terserang biasanya terpotong beberapa cm diatas pemrukaan tanah yang ditandai dengan adanya bekas gigitan pada batangnya, akibatnya tanaman jagung yang masih muda itu roboh diatas tanah.
    Penyebab : beberapa jenis ulat pemotong Agrotis sp. (A,Ipsilon);Spodoptera Litura, Penggerek batang jagung (Ostrinia furnacalis), dan penggerek buah jagung (Helicoverpa armigera).
    Pengendalian, menanam dalam waktu yang bersamaan pada area yang luas atau melakukan system pergiliran tanaman; dengan mencari dan membunuh ulat – ulat tersebutyang biasanya terdapat didalam tanah, sebelum lahan ditanami jagung, disemprot terlebih dahulu dengan insektisida

    Beberapa penyakit yang menyerang tanaman jagung adalah sebagai berikut :
    a) Penyakit bulai (downy mildew)
    Penyebab : cendawan Peronosclero spora maydis, P.Spora Javanica dan P spora philippinensis yang akan merajalela pada suhu udara lebih dari 270C dan pada kondisi lembap.
    Gejala : pada tanaman berumur 2-3 minggu, daun runcing dan kecil, kaku dan pertumbuhan batang terhambat, warna menguning, sisi bawah daun terdapat lapisan spora cendawan warna putih; pada tanaman berumur 3-5 minggu, tanaman yang terserang mengalami gangguan pertumbuhan, daun berubah warna dan perubahan warna ini dimulai dari bagian pangkal daun, tongkol berubah bentuk dan kisi; pada tanaman dewasa, terdapat garis – garis kecokelatan pada daun tua.

    b) Penyakit bercak daun (leaf bligh)
    Penyebab : Cendawan Helminthosporium Turcicum.
    Gejala : pada daun tampak bercak memanjang dan teratur berwarna kuning dan dikelilingi warna cokelat, bercak berkembang dan meluas dari ujung daun hingga ke pangkal daun, awalnya bercak terlihat abash, kemudian berubah warna menjadi cokelat kekuning – kuningan, kemudian berubah menjadi cokelat tua. Akhirnya seluruh permukaan daun berwarna cokelat.
    Pengendalian : Pergiliran tanaman hendaknya selalu dilakukan untuk menekan meluasnya cendawan; pengendalian mekanis dilakukan dengan mengatur kelembapan lahan supaya kondisi lahan tidak lembap; dan pengendalian kimiawi dilakukan dengan pestisida antara lain; Daconil 75 WP, difolatan 4F.

    c) Penyakit karat (rust)
    Penyebab : Cendawan Puccinia sorghi Schw dan Puccinia Polypora Underw.
    Gejala : pada tanaman dewasa yaitu pada daun yang sudah tua terdapat titik – titik noda yang berwarna merah kecokelatan seperti karat serta terdapat serbuk yang berwarna kuning kecokelatan, serbuk cendawan ini kemudian berkembang dan memanjang, kemudian akhirnya karat dapat berubah menjadi bermacam – macam bentuk.
    Pengendalian : mengatur kelembapan pada areal tanam; menanam varietas unggul atau varietas yang tahan terhadap penyakit; melakukan sanitasi pada areal penanaman jagung; pengendalian kimiawi dilakukan dengan menggunakan pestisida seperti pada penyakit bulai dan bercak daun.

    d) Penyakit gosong bengkak (corn smut/boil smut)
    Penyebab: Cendawan Ustilago maydis (DC) Cda, Ustilago Zeae (Schw) Ung, Uredo Zeae Schw, Uredo maydis DC.
    Gejala : Pada tongkol ditandai dengan masuknya cendawan ini ke dalam biji sehingga terjadi pembengkakan dan mengeluarkan kelenjar, pembengkakan ini menyebabkan pembungkus terdesak hingga pembungkus rusak dan kelenjar keluar dari pembungkus dan akhirnya spora tersebar.
    Pengendalian : mengatur kelembapan lahan penanaman jagung dengan cara pengeringan dan irigasi; memotong bagian tanaman kemudian dibakar; benih yang akan ditanam dicampur dengan fungsida secara merata ke semua permukaan benih.

    e) Penyakit busuk tongkol dan biji
    Penyebab : candawan fusarium atau Gibberella antara lain Gibberella Moniliforme.
    Gejala : Gejalanya dapat diketahui setelah membuka pembungkus tongkol, biji – biji jagung berwarna merah jambu atau merah kecokelatan kemudian berubah menjadi warna cokelat berwarna merah jambu atau merah kecoklatan kemudian berubah menjadi warna cokelat sawo matang.
    Pengendalian : menanam jagung varietas unggul, dilakukan pergiliran tanam, mengatur jarak tanam, perlakukan benih; penyemprotan dengan fungisida setelah ditemukan gejala serangan.

    Panen
    Tanaman jagung yang dipanen, tidak harus yang sudah tua (matang fisiologis), tetapi disesuaikan dengan tujuannya. Ada 4 tingkat kemasakan buah jagung, yaitu masak susu, masak lunak, masak tua, dan masak kering (masak mati).

    Ciri dan Umur Panen
    Ciri jagung yang siap dipanen adalah :
    a. Umur tanaman jagung yang siap dipanen sekitar 86-96 hari setelah tanam
    b. Jagung yang siap dipanen memiliki tongkol atau kelobot mulai mongering, tandanya adalah adanya laposan hitam pada biji bagian lembaga
    c. Biji kering, keras, dan mengkilat, apabila ditekan tidak membekas.

    Waktu panen
    a. Jagung untuk sayur (jagung mudah, baby corn) dipanen sebelum bijinya terisi penuh, saat itu diameter tongkol baru mencapai 1-2 cm.
    b. Jagung untuk direbus dan dibakar, dipanen ketika matang susu, Tanda – tandanya kelobot masih berwarna hijau, dan bila biji dipijit tidak terlalu keras serta akan mengeluarkan cairan putih.
    c. Jagung untuk makanan pokok (beras jagung) pakan ternak, benih, tepung dan berbagai keperluan lainnya dipanen jika sudah matang fisiologis. Tanda – tandanya: sebagian besar daun dan kelobot telah menguning. Apabila bijinya dilepaskan aka nada warna coklat kehitaman pada tangkainya (tempat menempelnya biji pada tongkol), Bila biji dipijit dengan kuku, tidak meninggalkan bekas.

    Cara Panen
    Cara panen jagung yang matang fisiologis adalah dengan cara memutar tongkol berikut kelobotnya, atau dapat dilakukan dengan mematahkan tangkai buah jagung. Pada lahan yang luas dan rata sangat coock bila menggunakan alat mesin memetikan.

    Periode Panen
    Pemetikan jagung pada waktu yang kurang tepat, kurang masak dapat menyebabkan penurunan kualitas, butir jagung menjadi keriput bahkan setelah pengeringan akan pecah, terutama bila dipipil berbunga. Memetikan jagung untuk dikonsumsi sebagai jagung rebus, tidak harus menungu sampai biji masak, tetapi dapat dilakukan ± 4 minggu setelah tanaman berbunga atau dapat mengambil waktu panen antara umur panen jagung sayur dan umur panen antara umur panen jagung sayur dan umur panen jagung masak mati.

    Prakiraan produksi
    Produksi jagung di suatu Negara sering mengalami pasang surut. Hal ini dapat terjadi sebagai akiabt perubahan areal penanaman jagung. Namun demikian dengan ditemukannya varietas – varietas unggul sebagai imbangan berkurangnya lahan, maka totalitas produksi tidak akan terlalu berubah. Irigasi dan pemupukan sangat penting untuk mendapatkan produksi yang baik. Walaupun potensi hasil cukup tinggi, cara untuk mendapatkan produksi pada tingkat optimal yang dilakukan oleh petani, baru memberikan hasil 17 ton/ha.

    Pasca Panen
    Setelah jagung dipetik biasanya dilakukan proses lanjutan yang merupakans erangkaian pekerjaan yang berkaitan dan akhirnya produk siap disimpan atau dipasarkan.

    1) Pengupasan
    Jagung dikupas pada saat masih menempel pada batang atau setelah pemetikan selesai. Pengupasan ini dilakukan untuk menjaga agar kadar air didalam tongkol dapat diturunkan dan kelembapan disekitar biji tidak menimbulkan kerusakan biji atau mengakibatkan tumbuhnya cendawan. Pengupasan dapat memudahkan atau memperingan pengangkutan selama proses pengeringan. Untuk jagung masih mati sebagai bahan makanan, begitu selesai dipanen, kelobot segera dikupas.

    2) Pengeringan
    Pengeringan jagung dapat dilakukan secara alami atau buatan, secara tradisional jagung dijemur dibawah sinar matahari sehingga kadar air berkisar 9-11 %. Biasanya penjemuran memakan waktu sekitar 7-8 hari. Penjemuran dapat dilakukan dilantai, dengan alas anyaman bamboo atau dengan cara diikat dan digantung. Secara buatan dapat dilakukan dengan mesin pengeringan buatan, tetapi prinsipnya sama yaitu untuk mengurangi kadar air didalam biji dengna panas pengeringan sekitar 38-43 0C, sehingga kadar air turun menjadi 12-13%. Mesin pengeringan dapat digunakan setiap saat dan dapat dilakukan pengaturan suhu sesuai dengan kadar air biji jagung yang diinginkan.

    3) Pemipilan
    Setelah dijemur sampai kering jagung dipipil. Pemipilan dapat menggunakan tangan atau alat pemipil jagung bila jumlah produksi cukup besar. Pada dasarnya “Memipil” Jagung hamper sama pada tongkolnya, maka antara biji dan tongkol perlu dipisahkan.

    4) Penyortiran dan Penggolongan
    Setelah jagung terlepas dari tongkol, biji – biji jagung harus dipisahkan dari kotoran atau apa saja yang tidak dikehendaki, sehingga tidak menurunkan kualitas jagung. Yang perlu dipisahkan dan dibuang antara lain sisa – sisa tongkol, biji kecil, biji pecah, biji hampa, kotoran selama petik ataupun serangan jamur pada hama selama dalam penyimpanan. Disamping itu juga dapat memperbaiki peredaran udara.
    Untuk memisahkan biji yang akan digunakan sebagai benih teurtama untuk penanaman dengan mesin penanam, biasanya membutuhkan keseragaman bentuk dan ukuran buntirnya. Maksimal pemisahan ini sangat penting untuk menambah efisiensi penanaman dengan mesin. Ada berbagai cara membersihkan atau memisahan jagung dari campuran kotoran. Tetapi pemisahan dengan car ditampi seperti pada proses pembersihan padi, akan mendapatkan hasil yang baik.

    Pengemasan
    Jagung pipil yang telah dilakukan pembersihan dan penyortiran, selanjutnya dapat dilakukan pengemasan dengan menggunakan kaleng, drum, karung atau wadah lain. Pengemasan dengan karung harus mempunyai persyaratan bersih dan mulutnya dijahit, berat netto maksimum 75 Kg dari tahap mengalami handling baik waktu pmeuatan maupun pembongkaran
    Ada beberapa tujuan pengemasan jagung, yaitu agar jagung bersih dari kotoran, mengurangi serangan jamur dan hama. Pengemasan jagung disesuaikan dengan tujuan apsar jagung. Umumnya kemasan yang digunakan berupa karung dengan berat atau 25-50 Kg. Sedangkan eceran seberat 1-Kg. Adapun kemasan jagung untuk dipasarkan disupermarket umumnya menggunakan plastic wrapper seberat 1 Kg yang berisi sekitar 6 buah tongkol jagung.

    Semoga bermanfaat.

  • Pemilihan Bibit Sapi Pedaging


    Bibit sapi pedaging lebih lazim dinamakan bakalan. Pemilihan bakalan yang baik menjadi langkah awal yang sangat menentukan keberhasilan dalam usaha penggemukan sapi pedaging. Salah satu tolok ukur penampilan produksi sapi pedaging adalah pertambahan berat badan harian. Penampilan produksi tersebut merupakan suatu fungsi dari faktor genetik, faktor lingkungan dan interaksi antara kedua faktor tersbut.
    Dengan bakalan dari keturunan yang berkualitas baik, peternak tinggal mengontrol keadaan lingkungan, sehingga potensi produksi tetap optimal. Meskipun sangat sulit menentukan baik buruknya mutu genetik, secara umum penampilan fisiksapi bakalan mencerminkan mutu genetiknya.
    Sapi bakalan bisa diperoleh dari berbagaisumber. Diantaranya pembelian langsung dari pasar hewan, impordari luar negeri, atau pembibitan sendiri. Pembelian dari pasar hewan memungkinkan jika skala usaha diproyeksikan untuk menentukan sapi pedaging sekitar 20 ekor per minggu. Ini berdasarkan pengalaman bahwa untukmembeli 20 ekor bakalan dengan berat badan yang relatif seragam, tidak terlalu sulit. Untuk skala diatas 20 ekor, peternak perlu bekerja sama dengan beberapa importir sapi bakalan. Hal ini dimaksudkan untuk menjamin ketersediaan bakalan yang akan digemukkan.
    Upaya melakukan pembibitan sendiri merupakan hal yag cukup rumit, meskipun bukan suatu hal yang tak mungkin. Pembibitan merupakan usaha yang padat modal dan membutuhkan waktu yang cukup lama, sehingga tanpa penanganan yang serius dapat mendatangkan kerugian yang tidaksedikit. Kemungkinan besar, hal-hal inilah yang ditentukan. Akibatnya, sampaisaat inisapi bakalan belumada yang dipasok dari perusahaan pembibitan. Padahal, jika sudah berhasil, suatu usaha pembibitanakan mendatangkan keuntunganyang cukup besar.
    Beberapa Syarat Sapi yang Dijadikan Sebagai Bakalan
    1.    Jenis Kelamin
    Usaha penggemukan sapi pedaging biasanya membutuhkan sapi jantan untuk digemukkan selama 3-4 bulan. Pasalnya, pada umumnya sapi jantan memiliki pertambahan berat badan harian yang lebih tinggi daripada sapi betina. Disamping itu, ada peraturan yang melarang pemotongan ternak betina, terutama yang masih produktif. Meskipun demikian, tampaknya perlu pula dijadikan usaha penggemukan sapi betina yang sudah tidakproduktif lagi. Meskipun belum pernah ada penelitian tentang hal ini, landasan teori adanya pertumbuhan kompensasi memungkinkan penggemukan ternak-ternak betina non-produktif selama beberapa saat  denganpemberian pakan yang baik. Hal ini dipandang lebih menguntungkan dibandingkan dengan menjual sapi-sapi betina tersebut tanpa penggemukkan.
    2.    Umur
    Sapi, seperti hewan lainnya memiliki fase-fase dalam pertumbuhannya, yaitu fase pertumbuhan tulang, pertumbuhan jaringan otot (daging) dan pertumbuhan lemak. Secara umum, fase pertumbuhan tulang dimulai sejak lahir sampai berumur dua tahun. Fase pertumbuhan jaringan otot juga mulai terjadi sejak lahir, tetapi mencapai puncaknya pada umur 2-2,5 tahun. Setelah itu, pertumbuhan jaringan otot masih berlangsung, tetapi lajunya mulai menurun. Bersamaan dengan menurunnya fase pertumbuhan jaringan oto, dimulailah fase pertumbuhan lemak. Berdasarkan gambaran tersebut, sapi bakalan yang akan digemukkan dipilih dari sapi-sapi yang masih berumur 2-2,5 tahun. Selain pertumbuhan ternak mencapai tingkat optimum, efisiensi penggunaan pakannya pun cukup tinggi. Menentukan umur sapi, paling akurat dilakukan dengan melihat catatan produksi sapi yang bersangkutan. Namun di Indonesia, pencatatan merupakan hal yang tidak biasa. Karenanya, dilakukan pendugaan umur dengan dua cara yaitu melihat lingkar tanduk dan keadaan susunan giginya.
    Pendugaan umur dengan melihat lingkar tanduknya merupakan cara yang lebih mudah, yaitu dengan menghitung jumlah lingkar tanduk ditambah 2. Hasil penjumlahan itu adalah umur sapi. Angka 2 merupakan angka rata-rata 2 tahun, yakni diasumsikan sapi mengalami dewasa kelamin dan mengalami kebuntingan yang pertama. Setiaplingkar tanduk diasumsikan sebagai isyarat satu periode kebuntungan. Cara pendugaan umur ini memiliki beberapa kekurangan, antara lain karena lingkar tanduk mudah dikurangi dengan cara dikikir dan hanya bisa meduga umur sapi betina. Asumsi yang digunakan, yakni umur kebuntungan pertama dan sapi beranak setiap tahun, bukan sesuatu yang bersifat pasti.
    Cara lain dalammenduga umur sapi adalah dengan melihat susunan giginya. Sapi memiliki 4 pasang gigi seri yang posisinya simetris antara kiri dan kanan. Berurutan dari depan ke belakang adalah gigi seri dalam gigi, gigi seri tengah dalam, gigi seri tengah luar, dan gigi seri luar.
    Kondisi gigi dan dugaan umur sapi
    Penampilan Fisik
    Secara umum, persyaratan penampilan fisik sapi bakalan adalah sebagai berikut.
    a.    Badan sehat, yang diindikasikan dengan sssorot mata tajam, tidak kuyu, dan tidak dapat kerusakan atau luka di bagian tubuhnya. Selain itu, kulitnya halus dan tidak bersisik.
    b.    Bentuk tubuh proporsional, dalam posisi berdiri bagian punggung lurus dan bagian tubuhnya tidak cacat.
    c.    Adakalanya, di pasar hewan kita menemui sapi-sapi yang terlihat masih muda, tetapi pertumbuhannya tidak normal dan berat badannya lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata sapi-sapi seusianya. Sebetulnya, sapi-sapi seperti inilah yang justru sangat cepat pertumbuhannya. Karena dengan perlakuan pemberian pakan yang baik, sapi bakalan ini akan mengejar ketertinggalan pertumbuhannya, yang secara ilmiah disebut pertumbuhan kompensas. Sapi bakalan seperti ini kemungkinan besar akan mengalami pertambahan berat badan harian yang lebih tinggi dibandingkan dengan sapi bakalan lainnya.
  • Pembuatan Kandang Sapi Pedaging


    Setelah lokasi peternakan ditentukan sesuai denganpersyaratan teknis, langkah berikutnya adalah membanguun kandang. Kandang tidak hanya sebgai tempat tinggal ternak saja, karena sebenarnya mempunya fungsi yang sangat vital. Sistem perkandangan intensif dapat membantu sapi pedaging yang dipelihara menjadi produktif. Sistem perkandangan intensif adalah sistem perkandangan yang dibangun menurut persyaratan teknis sesuai dengan kehidupan ternak yang akan dipelihara, yaitu meliputi tata letak kandang, konstruksi kandang, bahan kandang dan peralatannya.
    Hal-hal ang harus diperhatikan didalam sistem perkandangan intensif adalah sebagai berikut.
    1.    Kandang harusdibuat yang kuat sehingga dapat dipakai dalam waktu yang lama.
    2.    Ukuran kandang harus disesuaikan dengan jumlah ternak yang dipelihara.
    3.    Bila terdapat bagian kandang yang rusak harus segera diperbaiki.
    4.    Kebersihan kandang harus tetap terjaga, baik di dalam maupun di luar kandang. Kotoran ternak secara rutin harus dibersihkan agar keselamatan ternak yang dipelihara terjamin. Kandang yang kotor dapat menyebabkan gangguan pernafasan akibat gas amonia dari kotoran dan air kencing.
    5.    Kandang harus cukup memperoleh sinar matahari pagi agar mikroorganisme pengganggu seperti kutu dan parasit-parasit lainnya tidak dapat hidup.
    6.    Ventilasi kandang harus cukup agar pertukaran udara berjalan baik sehingga udara di dalam kandang tetap sejuk dan tidak pengap.
    7.    Kadang harus dibangun di tempat yang dekat dengan sumber air yang cukup agar kebutuhan air minum ternak tercukupi dan keperluan membersihkan kandang dan peralatan dapat tercukupi juga.
    Tata Letak Kandang
    Tata letak kandang sangat berpengaruh terhadap kehidupan ternak yang dipelihara, terutama terhadap kesehatan ternak. Lingkungan banguanan kandang harus mendukung, yaitu bersih, sehat, dan ketenangan ternak terjamin. Letak kandang harus memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut.
    a.    Letak kandang harus lebih tinggi daripada lingkungan di sekitarnya. Tanahnya harus mudah meresapkan air agar tidak terjadi genangan air, terutama pada musim hujan. Air yang menggenang akan meningkatkan kelembapan disekitar kandang yang merangsang timbulnya organisme pengganggu yag dapat meningkatkan timbulnya penyakit yang menyerang ternak,seperti pilek, anemia dan lain-lain.
    b.    Letak kandang memungkinkan sinar matahari pagi masuk secara merata.sinar matahari pagi sangat diperlukan sebagai penghangat,pembunuh kuman penyakit, sumber pembentukan vitamin D dan mengeringkan kandang yang basah akibat kotoran atau air kencing.
    c.    Letak kandang harus terlindung dari angin langsung, terutama angin yang dingin, karena dapat menyebabkan penyakit pneumonea pada ternak.
    d.    Letek kandang harus agak jauh dari rumah dan sumber air semisal sumur dan lain-lain. Jarak kandang yang baik adalah 10 meter dari rumah atau sumur.
    e.    Letak kandang harus di tempat yang kering dan tidak lembap.
    f.    Letak kandang harus di tempat yang mudah untuk membuat selokan atau parit-parit saluran air agar pada waktu hujan, air hujan mudah mengalir sehingga tidak menggenangi lingkungan kandang.
    Model Kandang
    Model kandang yang dapt diterapkandalam beternaksapi pedaging ada dua,yaitu modelkandang individual dan model kandang koloni.

    Kandang Individual
    Kandang individual yaitu kandang yang dibuat untuk tujuan pemeliharaan satu ekor sapi. Ukurannya harus disesuaikan dengan ukuran tubuh sapi. Biasanya kandang individudibnuat5 dengan ukuran 2,5 × 1,5 meter. Pengkondisian kandang  seperti ini diharapkan dapat memacu pertumbuhan sapi pedaging lebih pesat, karena sapi memiliki ruang gerak yang terbatas, sehingga hampir semua energi yang diperoleh digunakan untuk hidup pokok dan produks, dalam hal ini pembentukan jaringan otot.
    Sapi yang ditempatkan di kandang individu, biasanya lebih tenang dan tidakmudah stres.dalam hal kertersediaan pakan, sapi pedaging yang dipelihara akan memperoleh pakan yang sesuai dengan kebutuhan hidup dan produksinya, karena tidak bersaing dengan sapi-sapi lainnya. Namun demikian dalam hal biaya, kandang individu membutuhkan biaya pembuatan yang lebih mahal dibandingkan dengan kandang koloni.

    Kandang Koloni
    Model kandang koloni yaitu kandang yang dibuat untuktujuan pemeliharaan dalam satu kandang dipelihara beberapa ekor sap. Di kandang koloni, sapi-sapi bakalan dalam satu periode penggemukan ditempatkan dalam satu kandang. Satuan luas yang diperlukan untuk satu kandang umumnya lebih luas dari pada kandang individu.luas minimum kandang koloniadalah 6 meter persegi. Seperti halnya kandang individ, di kandang kolonijuga harus disediakan tempat pakan dan minum. Pakan berupa hijauan dan konsentrat diberikan di satu atau beberapa tempat, dan sapi-sapi bisa mengkonsumsi pakan tersebut sesuka hatinya. Pemberian pakan, baik berupa hijauan maupun konstrentrat harus diperhitungkan dengan cermat. Jika jumlah pakan yang diberikan sangat terbatas,akan menyebabkan terjadinya kompetisi dalammemperebutkanpakan. Akibatnya, sapi-sapi yang kuat akan pesat pertumbuhannya, sedangkan sapi-sapi yang lemah pertumbuhannya lambat. Sebaliknya jika pemberian pakan sangat berlebihan, tidak ada kompetisi, tetapi sisa pakan yang tidak termakan merupakan pemborosan.
    Pada kandang koloni kemungkinan terjadinya kontak langsung antar-sapi lebih besar dan dapat menyebabkan perkelahian, yang bisa mengakibatkan luka pada sapi. Pertumbuhan sapi di kandang koloni relatif lebih lambat dibandingkan dengan di kandang individu karena ada energi yang terbuang akibat gerakan sapi yang lebih leluasa. Kebersihan kandang memerlukan perhatian yang ekstra, karena kotoran dan kencing sapi akan berserakan di mana-mana dan segera terinjak-injak oleh sapi-sapi lainnya. Di kandang koloni,sapi-sapi biasanya menjadi lebih agresif dan lebih mudah stres.
  • Menentukan Lokasi Usaha Penggemukan Sapi Pedaging


    Sebelum memulai usaha ternak, baik itu ternak sapi, kelinci, domba, atau yang lainnya, yang paling penting untuk diperhatikan yaitu mempersiapkan lokasi usaha yang cocok dan pembuatan kandang yang memenuhi persyaratan secara teknis.
    Penentuan Lokasi Usaha
    Lokasi untuk beternak sapi pedaging perlu memperhatikan dan mempertimbangkan beberapa faktor yang dapat mennjang jalannya usaha ternak sapi itu tidak dapat diabaikan, karena satu sama lain saling berhubungan erat yang tidak dapat dipisahkan. Karena salah satu faktor  terabaikan dapat menyebabkan terhambatnya kelangsungan proses produksi  yang pada akhirnya dapat merugikan usaha peternakan.

    Berbagai faktor yang harus dipertimbangkan dalammenentukan lokasi  akan dijelaskan dalam uraian berikut.

    Faktor Teknis

    Beberapa fakto rteknis yang harus dijadikan sebagai dasar pertimbangan untuk menentukan lokasi antara lainsebagai berikut.

    Letak Geografis
    Indonesia merupakan suatu negara kepulauan yang terletak pada jalur simpangan yang menguntungkan, yaitu diantara dua benua dan dua samudera, serta dilaluioleh garis khatulistiwa. Karena itu Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis dengan dua musim, shingga perbedaan suhu, curah hujan, kelembapan, dan arah angin tidak terlalu ekstrim. Di negara-negara beriklimtropis seperti Indonesia sangat cocok untuk digunakan berbagai usaha dibidang peternakan, pertanian, maupun perikanan. Oleh karena itu, untuk membuka usaha penggemukan sapi pedaging tidakada halangan yang berarti.

    Temperatur
    Spi merupakan hewan ternak yang peka terhadap perubahan suhu lingkungan, terutama perubahan yang drastis. Suhu tinggi bisa menyebabkan konsumsi pakan menurun sehingga berakibat pada menurunnya laju pertumbuhan. Bahkan, untuk beberapa jenis sapi pedaging, suhu yang tinggi dapat mempengaruhi kemampuan reproduksinya, yaitu menurun.
    Memaksakan penggunaan lokasi yang perubahan temperaturnya terlalu ekstrim, kurang sesuai bagi hewan ternak seperti sapi, karena dapat menyebabkan menurunnya penampilan produksi. Memang sudah ada teknologi yang dapat memperkecil pengaruh suhu lingkungan, misalnya penggunaan AC (pendingin udara) dan heater (pemanas ruangan). Namun, hal ini hanya akan menambah beban usaha. Pada umumnya sapi pedaging dapat tumbuh secara optimal di daerah dengan kisaran suhu diantara 10°C-27°C.

    Curah Hujan
    Tinggi rendahnya curah hujan di suatu lokasi berhubungan erat dengan kondisi temperatur di daerah tersebut. Temperatur pada musim hujan akan lebih rendah dibandingkan dengan pada musim kemarau. Disamping itu, curah hujan  yang tinggi berkorelasi dengan ketersediaan pakan yang berupa hijauan.
    Crah hujan yang sangat tinggi bisa mengakibatkan gangguan kesehatan pada sapi pedaging.apalagi jika kandang kurang terjaga kebersihannya,dapat menyebabkan sapi terserang penyakit pneumonea. Untuk itu perlu juga diketahui banyaknya bulan basah dan bulan kering di suatu lokasi,sehingga kegiatan-kegiatan di lokasi penggemukan dapat diatur dengan baik agar sapi terhindar dari berbagai penyakit.

    Arah Angin
    Angin merupakan sah satu faktor pembawa kuman penyakit, sehingga penentuan arah angin yang dominan di suatu lokasi sangat penting sebagai petunjuk bagi pembuatan kandang. Pembuatan kandang sebaiknya dibangun secara berderet memanjang sesuai dengan arah angin yang dominan. Hal ini dimaksudkan agar angin yang datang tidak menerpa sapi-sapi secara langsung. Untuk tujuan itu, perlu diperhatikan pula sinar matahari.sinar matahari pagi harus diusahakan dapat masuk kedalam kandang secara langsung atau tanpa halangan.
    Kelembapan Udara
    Tingkat kelambapan yang tinggi (basah) cenderung dapat memberikan peluang bagi tumbuh dan berkembangnya berbagai parasit dan jamur penyebab berbagai gangguan kesehatan pada sapi. Sebaliknya, kelembapan rendah (kering) menyebabkan udara berdebu, yang juga merupakan pembawa penyakit menular. Kelembapan yang ideal bagi pemeliharaan sapi pedaging yaitu antara kisaran 60-80%.

    Topografi
    Topografi lokasi merupakan  suatu gambaran tinggi rendahnya suatu lokasi yang diukur dengan standar di atas permukaan laut. keadaan  topografi dapat mempengaruhi temperatur, curah hujan dan kelembapanlingkungan. Dalam hal ini,lokasi berbukit bisa menjafi pilihan karena bisa menghambat arah angin.
    Disamping itu topografi juga berpengaruh terhadap ketersediaan air di suatu lokasi dan kemudahan sarana transportasi. Lokasi yang terlalu tinggi dan bergunung-gunung akan mempertinggi  biaya transportasi, sehingga bisa meningkatkan biaya produksi. jika memungkinkan, lokasi sebaiknya dilalui oleh anak sungai agar ketersediaan air untuk menjaga kebersihan kandang  dan untuk mamandikan hewan ternakselalu terjamin.
  • Usaha Penggemukan Sapi Pedaging


    Kali ini saya akan membahas Usaha Penggemukan Sapi Pedaging.
    Sapi adalah hewan ternak anggota suku Bovidae dan anaksuku Bovinae. Sapi yang telah dikebiri dan biasanya digunakan untuk membajak sawah dinamakan Lembu. Sapi dipelihara terutama untuk dimanfaatkan susu dan dagingnya sebagai pangan manusia. Hasil sampingan, seperti kulit, jeroan, tanduk, dan kotorannya juga dimanfaatkan untuk berbagai keperluan manusia. Di sejumlah tempat, sapi juga dipakai sebagai penggerak alat transportasi, pengolahan lahan tanam (bajak), dan alat industri lain (seperti peremas tebu).  Karena banyak kegunaan ini, sapi telah menjadi bagian dari berbagai kebudayaan manusia sejak lama.

    Kebanyakan sapi ternak merupakan keturunan dari jenis liar yang dikenal sebagai Auerochse atau Urochse (dibaca auerokse, bahasa Jerman berarti "sapi kuno", nama ilmiah: Bos primigenius[1]), yang sudah punah di Eropa sejak 1627. Namun, terdapat beberapa spesies sapi liar lain yang keturunannya didomestikasi, termasuk sapi bali yang juga diternakkan di Indonesia.

    mohon maaf pembahasan Usaha Penggemukan Sapi Pedaging nanti akan dilanjutkan kembali. Trimakasih atas kunjungannya
  • Budidaya Tanaman Jagung


    Jagung merupakan salah satu tanaman pangan biji-bijian dari kelompok rumput-rumputan. Jagung mempunyai nama ilmiah Zea Mays. Budi daya jagung dilakukan karena di Indonesia. Jagung merupakan komoditi tanaman pangan kedua terpenting setelah padi. Bahkan di beberapa wilayah, misalnya di Madura, Jagung sudah dimanfaatkan sebagai makanan pokok. Berdasarkan hal tersebut, budi daya jagung memiliki prospek , usah ayang menjanjikan. Bagaimanakah cara pembudidayakan tanaman jagung ini?. Lakukan kegiatan berikut supaya anda mempunyai gambaran jelas tentang budidaya tanaman jagung ini.

    Persiapan Budidaya Tanaman Jagung

    Persiapan yang harus dilakukan untukmembudidayakan tanaman jagung meliputi pembibitan, pengolahan media tanam, dan pupuk.

    Pembibitan

    Bibit jagung merupakan biji yang tersimpan didalam tongkolnya. Untuk mendapatkan bibit yang baik, maka biji yang digunakan untuk bibit harus baik. 

    Tahapan yang harus dilakukan untuk menyiapkan benih adalah penyiapan benih dan pemindahan benih.

    Penyiapan Benih
    Hal – Hal yang harus dilakukan pada saat meilih bibit yaitu sebagai berikut :
    1. Pilihlah beberapa tanaman jagung yang besar, barisan biji lurus dan tidak terserang oleh hama dan penyakit.
    2. Petiklah tongkol jagung tersebut setelah melawan fase matang fisiologi. Ciri – cirri matang fisiologi yaitu bijinya sudah mengeras dan sebagian besar daunnya sudah menguning.
    3. Kupaslah tongkol tersebut dan keringkan sampai benar – benar kering.
    4. Apabila benih tidak langsung ditanam, bungkuslah tongkol tersebut dan simpan ditempat yang kering.
    5. Jika langsung digunakan sebagai benih, ambilah biji yang letaknya ditengah tongkol tersebut. Biji tersebut merupakan benih yang baik karena memiliki daya tumbuh lebih dari 90%.

    Pemindahan Benih
    Beberapa perlakuan pada tahapan ini adalah sebagai berikut :
    1. Mencampur benih dengan fungisida untuk mencegah serangan jamur. Salah satu jenis fungsinya yang dapat digunakan yaitu Benlate.
    2. Memasukkan kedalam lubang penanaman benih, biji jagung bersama – sama dengan insektis butiran dan sistemik, misalnya Furadan 3G untuk mencegah serangan lalat bibit dan, agrotis.
    Media tanam jagung berupa tanah yang dilubangi. Penanaman Jagung dapat dilakukan lahan kebun dan disawah. Tahapan yang termasuk media tanam, meliputi penyiapan lahan kebun, pembukahan, pembuatan drainase, pengapuran, dan pemupukan.

    Penyiapan lahan Kebun
    Beberapa hal yang harus dilakukan untuk penyiapan lahan kebun adalah sebagai berikut:
    1. Membalikan tanah dan memecahkan bongkahan tanah supaya diperoleh tanah yang gambar untuk memperbaiki aerasi.
    2. Mencangkul tanah yang akan ditanam sedalam 15-20 cm, kemudian diratakan.
    3. Untuk tanah yang keras, memerlukan pengolahan yang lebih banyak. Tanah harus dicangkul dibajak, kemudian dihaluskan dan diratakan.

    Pembukaan lahan
    Beberapa hal yang harus dilakukan untuk pembukaan lahan adalah sebagai berikut:
    1. Bersihkan lahan dari sisa – sisa tanaman sebelumnya. Jika sisa tanaman sebelum jumlahnya tersebut disebarkan pada lahan itu.
    2. Cangkul/Bajak tanah ayng akan dijadikan lahan untuk menanam benih jagung tersebut .

    Pembuatan Drainase
    Hal yang harus dilakukan adalah membuat saluran drainase setiap 3 cm disepanjang barisan yang drainasenya jelek.

    Pengapuran
    Pengapuran dilakukan pada lahan yang pH tanahnya kurangn dari 15 (bersifat asam). Jumlah kapur yang digunakan sekitar 300 kg/ha per muslim tanam atau antara 1-3 ton setiap 2 – 3 tahun dengan cara disebar pada barisan tanaman.

    Pupuk
    Pemupukan dilakukan jika tanah yang digunakan sebagai lahan untuk menanam bibit jagung untuk unsure hara utuk pertumbuhan tanaman tidak mencukupi kadar atau dosis pupuk yang dibutuhkan tergantung pada tingkat kesuburan tanah dan diberikan secara bertahap, Namun dmeikian, dosis yang dianjurkan , rata – rataadalah 200-300 kg/ha untuk urea, 75-100 kg/ha nuntuk TSP, dan 50-100 kg/ha untuk KCI.
    Tahapan Pemupukannya meliputi pemupukan dasar, susulan I, dan susulan IIpemupukan dasar dilakukan pada saat penanaman benih dengan dosis 1/3 bagian pupuk urea dan 1 bagian pupuk TSP, dimasukan di parit kiri dan kanan lubang tanaman sedalam 15 cm, lalu ditutup oleh tanah. SUsulan 1 dilakukan apda saat tanaman berumur 30 hari dengan dosis 1/3 bagian pupuk urea dan 1/3 bagian pupuk KCI, dimasukan di parit kiri dan kanan lubang tanam sedalam 10 cm, lalu ditutup oleh tanah. Sedangkan susulan II dilakukan pada saat tanaman berumur 45 thari dengan dosis 1/3 bagian pupuk urea. 

    1. WHAT WE DO

      We've been developing corporate tailored services for clients for 30 years.

      CONTACT US

      For enquiries you can contact us in several different ways. Contact details are below.

      ig-clean

      • Street :Road Street 00
      • Person :Person
      • Phone :+045 123 755 755
      • Country :POLAND
      • Email :contact@heaven.com

      Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua.

      Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation.